PROSES DAN MAKNA SECARA UMUM UPACARA ADAT DI SUKU MENTAWAI
Suku Mentawai dikenal dengan adat isti adat yang kental, Dalam kehidupan masyarakat tradisional Mentawai ada beberapa tahapan atau rentetan upacara adat yang wajib di jalankan. Upacara-upacara itu dirayakan secara bersama-sama oleh seluruh anggota UMA dengan serangkaian ritual atau pesta adat, upacara-upacara adat dikenal dengan istilah pesta atau PUNEN. Sedangkan ritual atau tahapan-tahapan upacara yang bersifat sakral dikenal dengan istilah LIA dalam Bahasa Mentawai.
- Penghormatan kepada Roh atau ritual pemanggilan roh ( jiwa ) manusia yang mengalami gentayangan. Ritual ini merupakan tatanan dari peresmian upacara ritual adat selain yang dilakukan oleh kepala suku. Ritual ini juga merupakan pemanggilan atau persekutuan Roh-roh setiap anggota suku yang dianggap selama ini tidak dalam tubuh seseorang, karna suku Mentawai percaya bahwa jika roh atau jiwa meningalkan tubuh seseorang berarti orang tersebut bisah meninggal. Ritual pemanggilan Roh atau MASIBELEK dalam bahasa Mentawai. Persiapan yang dilalui yaitu, beberapa sesajian berupa anak ayam yang di potong langsung di lokasi dimana mereka melakukan ritual tersebut, persiapan lain berupa dedaunan yang sudah di Ramu khusus dan di tata rapi yang di hiasi bungah dan dedaunan. Ritual pemanggilan roh ini biasa di lakukan di dekat kuburan umun yang ada di sekitar pemukiman warga masyarakat Mentawai. Roh-roh yang dianggap bergentayangan biasanya berada dekat kubur dan di sungai, ini bisah terjadi karna seseorang atau nggota suku mengalami kemalangan, kecelakaan atau roh yang di bawa oleh keluarga kerabat yang sudah meninggal sebelumnya. Tahapan selanjutnya mereka akan melakukan ritual penempatan roh /PASIKAU SIMAGRE di setiap anggota keluarga suku, namun sebelum roh-roh yang sudah berhasil mereka bujuk, terlebih dahulu di hibur dengan nyanyian dan tarian tradiasional Mentawai atau LAJO SIMAGRE istilah dalam bahasa Mentawai.
- Keparcayaan terhadap dedaunan. Seperti yang kita ketahui bahwasanya hubungan suku Mentawai dengan alam sekitar tidak bisah di pisahkan. Segala kebutuhan hidup sehari-hari mereka peroleh sepenuhnya berasal dari alam. Sama hal-nya dengan daun-daunan yang di peruntukan pada saat Upacara adat ini. Menurut suku Mentawai daun memiliki kekuatan magis untuk menyembuhkan dan menghidupkan, Daun yang mereka pakai mempunyai peranan penting selama pesta adat berlangsung. Dalam persta adat PAMERUK dan Liat Uma yang digelar sekarang ini membutukan banyak sekali jenis dedaunan yang di ambil dari hutan..baik itu kebutuhan SIKEREI (dukun) maupun kebutuhan SIKEBBUKAT UMA(kepala suku). Jenis dan peruntuuknya pun bermacam-macam, Namun secara garis besar dedaunan yang di pakai ada 2 fungsi , ada yang difungsikan ke yang baik dan ada juga yang difungsikan ke yang jahat. Daun yang sudah mereka kumpulkan di racik sedemikian rupa sesuai dengan bagian dan fungsi masing-masing selama perta adat di suku Mentawai.
- Pembersihan Roh-roh jahat di dalam UMA. Ritual pembersihan roh-roh yang tidak baik yang berada di dalam UMA (rumah), ritual ini menghubungkan antara SIKEREI dengan dunia supranatural. Sikerei yang di percaya memuliki kemampuan mengusir roh roh yang jahat dengan membacakan mantra khusus. Seorang sikerei (dukun) akan melakukan ritualnya dan daun menjadi perantara yang digunakan untuk mengusir roh jahat tersebut. Ritual ini juga menjadi rentetan acara pesta adat yang wajib dilaksanakan. Tujuan dari ritual ini supaya upacara adat yang akan berlangsung nanti tidak ada kendala atau tidak ada roh roh jahat yang menggang. Suku Mentawai percaya akan adanya hubungan antara alam nyata dan alam supranatural. Sistem kyakinan ini sudah lamah di anut oleh suku Mentawai. Arat Sabulungan biasa mereka sebut yang artinya ARAT berati Adat BULUNGAN atau BULU berari daun sementara SA yang berati Seperangakt dan kalau di gabung berati ARAT SABULUNGAN artinya Adat seperangkat Dedaunan (menurut cerita sebagian orang Mentawai). Ritual pengusiran roh ini dilakukan oleh Sikerei(dukun) dan kehadiran sikeri(dukun) yang membantu jalanya upacara adat dari awal sampai akhir acara.
- Ritual yang sakral LIA. Ritual yang sakral merupakan puncak dari acara pesta adat di suku Mentawai, Di mulai dari dari pemberian KACCAILA kepada setiap anggota suku yang hadir yang di acara pesta adat, ini bertujuan supaya selama acara tidak ada yang mengganggu ataupun menghalangi. Selanjutnya bisah berupa pemberian IRIK kepada anggota suku yang sudah berkeluarga dan di pimpin oleh kepala suku bukan SIKEREI. Pemberian irik ini biasa dilakukan beberapa kali di satu upacara adat, Bentuk bagian yang akan diberikan berupa isi kelapa yang di potong-potong dan kemudian di serakan langsung oleh kepala suku kepada anggota suku, seterusnya di serakan langsung kepada istri-istri mereka. Ada juga bentuk IRIK yang lain berupa keladi dan bersamaan hati babi dan prosesnya pun sama.
Ritual yang saktal lainya adalah Ritual ABBINEN, ritual ini sudah saya jelaskan di beberapa video sebelumnya.http://www.youtube.com/c/TheomentawaiProses ini merupakan selipan dari ritual sakral yang lainya. Gambaran umum ritual ABBINEN yaitu pemberkatan atau peresmian penerimaan anggota suku yang baru seperti anak kecil. Selain dari pada itu ABBINEN memiliki makna lain sebagai bentuk syukur orang tua untuk memohon berkat kesehatan dan keselamatan bagi anaknya serta agar si anak bisah berhasil dalam beternak babi.
Pesta adat biasanya berlangsung selama 2-3 hari lamanya, selama pesta adat ada kewajiban yang menjadi hidang santap yang di sediakan oleh masing-masih anggota suku yaitu setiap kepala keluarga anggota UMA(Rumah) maupun SINURUK(kerabat dekat)wajib membawak ayam satu ekor. Selain dari pada itu kesediaan babi yang menjadi hidangan santap di perta besar di masyarakat Mentawai juga memiliki makna tersendiri, karna peran babi di pesta ini sangat besar. Video makna dan hubungan babi dalam suku mentawai sudah saya bahas sebelumnya.
Kebersamaan dan persaudaraan yang erat yang terjalin terlihat pada saat upacara adat berlangsung di suku Mentawai. Segala pantangan atau KEIKEI selama upacara adat terutama sang kepala suku dan SiKEREI(dukun) yang mereka undang wajib dijalankan..suksesnya suatu upacara adat serta tidak adanya yang menghalangi selama upacara merupakan keinginan bagi setiap suku-suku mentawai yang melakukan upacara adat. Karna suku mentawai percaya bahwa upacara yang di bilang suk sekses dan tidak ada kendala menujukan adanya keselarasan antara kehidupan alam nyata dengan kehidupan alam supranatural terjalin dengan baik.
Komentar
Posting Komentar